A2.2. Muhammad Akbar - 3.1.a.9. Koneksi Antar Materi


3.1.a.9. Koneksi Antarmateri - Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik (Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best)”, Bob Talbert.

Penulis memulai tulisan ini dari sebuah kutipan oleh Bob Talbert di mana beliau mengatakan bahwa mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik. Dari kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap proses pembelajaran merupakan hal yang baik bagi murid akan tetapi prinsip pembelajaran yang paling utama adalah bagaimana seorang pendidik mengerahkan segenap kemampuannya dalam rangka memfasilitasi murid mengembangkan potensi dirinya sebagai hal yang utama. Dalam konteks ini, seorang pendidik harus memainkan perannya sebagai pemimpin pembelajaran bagi murid, menerapkan nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang dianut dalam suatu pengambilan keputusan dan dapat memberikan dampak positif pada murid sehingga mampu berkontribusi pada proses pembelajaran murid. Sebagai pemimpin pembelajaran, seorang pendidik menjadi pemimpin yang mendorong wellbeing ekosistem pendidikan sekolah. Pemimpin Pembelajaran berarti seorang guru atau pendidik menjadi seorang pemimpin yang menitikberatkan pada komponen yang terkait erat dengan pembelajaran, seperti kurikulum, proses belajar mengajar, asesmen, pengembangan guru serta komunitas sekolah. Seorang guru atau pendidik diharapkan mampu berperan sebagai pemimpin yang berorientasi pada murid, dengan memperhatikan segenap aspek pembelajaran yang mendukung tumbuh-kembang murid.

Dalam kaitannya dengan pandangan Ki Hadjar Dewantara sebagai bapak pendidikan nasional ketika mendirikan Perguruan Nasional Taman Siswa pada tahun 1922, beliau mencetuskan asas-asas pendidikan yang kerap kita kenal sebagai Patrap Triloka. Patrap Triloka terdiri atas tiga semboyan yang sampai saat ini menjadi panutan di dunia pendidikan Indonesia: Ing Ngarso sung Tuladha, Ing madya mangun karsa, Tut Wuri Handayani. Umumnya semboyan tersebut diterjemahkan menjadi “di depan memberi teladan”, “di tengah membangun motivasi”, dan “di belakang memberikan dukungan”. Setelah lebih dari sembilan dasawarsa, semboyan tersebut masih kontekstual di tengah arus globalisasi dan pendidikan dewasa ini.

Selanjutnya terkait koneksi antar materi pada modul 3.1.a.9. Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran ketika dihubungkan dengan gagasan dari Ki Hajar Dewantara sebagaimana dijelaskan di atas, memberikan ruang bagi guru dan pendidik untuk menanamkan nilai-nilai pengambilan keputusan yang senantiasa berorientasi pada murid. Misalnya pada kegiatan terbimbing yang dilakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran pada modul, pengambilan keputusan senantiasa mengacu pada kebutuhan murid dengan menggunakan berbagai teknik pengambilan keputusan misalnya dengan menerapkan empat paradigma pengambilan keputusan, tiga prinsip resolusi dan sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Dalam rangka menciptakan wellbeing ekosistem sekolah, pengambilan keputusan yang tepat harus berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman bagi proses perkembangan murid di sekolah.

Konsep dilema etika yang dihadapi dalam rangka pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran tentu saja senantiasa ada mewarnai proses pengambilan keputusan, kesulitan-kesulitan di lingkungan komunitas menjadikan seorang guru dan pendidik untuk senantiasa bisa merefleksikan pengambilan keputusan dengan penuh pertimbangan dalam rangka mencapai kemerdekaan murid. Baik itu kemerdekaan belajarnya maupun hal-hal lain yang mendukung perkembangan potensi murid kita.

Kesimpulan akhir  yang dapat saya ambil dari pembelajaran pada modul 3.1 ini bahwa proses pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran merupakan salah satu tugas tersulit, yaitu mengambil suatu  keputusan yang efektif. Keputusan-keputusan ini, secara langsung atau tidak langsung bisa menentukan arah dan tujuan institusi yang tentunya berdampak kepada mutu pendidikan yang didapatkan murid-murid di sekolah. Sedangkan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya yakni bahwa pada modul 3.1 ini menjadi sebuah instrumen bagi guru dan pendidik dalam rangka mewujudkan paradigma dan visi guru penggerak sebagaimana yang dipelajari pada modul 1 dan bagaimana menerapkan praktik pembelajaran yang berpihak pada murid sebagaimana yang dipelajari pada modul 2 pada program pendidikan guru penggerak ini.

 

Daftar Pustaka

Kusuma, Oscarina Dewi dan Siti Luthfah. 2020. Program Pendidikan Guru Penggerak, Paket Modul 3; Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran. Jakarta:Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

https://kelasimpian.com/konsep-pendidikan-ki-hajar-dewantara/

Komentar :

ada 1
Guru Mutmainnah mengatakan...
pada hari 

mantav

Posting Komentar

@ll pictures

Favourite_Song


post comment

Kembali lagi ke atas